hatiku bertanya
gundah, gulana, gulaku juga, tapi gulaku merek gula
ku lari ke rimba jakarta, bukan rimba si raja hutan
panas ini, panas hari, panas kepala hati
wanita sayu malu, tak malu terpecut pecut ekstrimis cinta, bukan ekstrimis afganistan
kekang kaki, kekang diri
tak bersalah tersakiti
indah cinta ia datang, tengah hati kering
beri air, namun tak di tanam
hatiku tetap kering, percuma
dirinya bukan sang penebar bunga lagi
bunganya kini untuk hidupnya
namun pernah ia bersua demi ladang gersang
ku kan basahi dirimu, berikan kau tanaman
namun beri aku air padang gersang
kau tak kenal kondisi, berengsek
hanya datang ketika ingin
ketika tidak ingin?
kacaukan pikirian, kacaukan hati, tadi ayah saya baca pikiran rakyat
malam indah, kau buat kelam
ku nanti, tapi kau tak mau
hai, aku bukan penggoda
kau samakanku dengan temanmu
kau ingin aku begitu?
bukalah, diriku ini bukan temanmu,
aku temannya barney tapi
bukan siapa siapa
diriku adalah diriku
coba tanya d'massiv,
aku bukan siapa siapa untukmu
pergil, jauh
bukan dirimu, kau berevolusi, layaknya homosapiences
tak cocok untukku,
bagai kursi rumah dengan kursi mobil
jika ada alat penghapus pikiran, hapus hanya dirimu dari pikiranku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar